Sabtu, 09 Juni 2012

INTEGRASI, INTERAKSI VARIABEL, DAN KEMANDIRIAN DALAM PERSPEKTIF JARINGAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat, orang-orang melakukan kegiatan keduniawian, dimana ketidaksamaan dalam aktifitas mereka tidak berbahaya. Kadang kita melihat pada kenyataan bahwa orang-orang yang haknya melebihi atau lebih sedikit dibanding kita tidak perlu dibantu dengan intelegen. Kekuatan atau kompetensi yang lebih besar atau tidak. Kita menerima kenyataan bahwa ada yang berwenang dalam ketidaksamaan sosial. Bahkan, ini sangat sewenang-wenang sehingga membuat ketidaksamaan dapat diterima, dan dengan segera menjadi jelas bahwa hal tersebut tidaklah sewenang-wenang melainkan sistematik.
Ahli teori sosial, Karl Marx (1818-83), menyatakan revolusi sebagai takdir yang tak terhindarkan dalam industri perkumpulan, waktu telah membuktikan bahwa ia salah, dengan alasan ia mungkin tidak dapat mengantisipasinya. Untuk satu hal, Marx tidak membayangkan luasnya kelas kerja, proletariat yang ia asumsikan akan menjadi revolusioner, akan dilibatkan dalam proses reformasi politik dalam semua bangsa dunia. Keterlibatan mereka dikarenakan pergerakan tenaga kerja yang menginspirasi teori Marx. Kaum proletariat, tidak memberikan kesempatan kepada Marx untuk rnenjadi seorang manusia politik yang penuh nafsu, dengan pencalonan dan partai politik.
Secara ekonomi, masyarakat dunia baru mendapat manfaat dan industrialisasi mendatang, setelah revolusi industri yang didirikan oleh bangsa Eropa.
Di mana bangsa dunia dulu takut semasa abad 19 terhadap tekhnologi dan tumbuhan, bangsa dunia baru sedikit terbebani dan dapat lebih siap rnengakomodasi batas pertemuan, distribusi jaringan, pengkhususan, otomatisasi dan kemajuan lainnya setelah revolusi industri.
       
            Secara sosial, bangsa dunia juga dulu terbebani oleh warisan kekerasan sisa-sisa feodalisme. Bangsa dunia yang baru, mengisi lahan mereka dengan jalan membersihkan tanahnya dan menarik kembali perbatasan mereka, memenuhi beberapa fasilitas untuk mendukung kaum ningrat dan beberapa orang mendukung tingkatan. Pencetus egalitarisme lalu mengelompokkannya ke beberapa golongan dengan batasan yang tidak tetap.
Kedua kekuatan sosial, mobilitas sosial, homogenisasi dan jaringan adalah bagian yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat kita. Efek dari mobilitas membawa dampak dari adanya perubahan bahasa di tengah-tengah masyarakat.
Milroy (1980:175), “semakin dekat jaringan ikatan perorangan ada bersama masyarakat lokalnya, semakin dekat bahasanya untuk dilokalisir norma-norma bahasa daerah.” Ada suatu gradasi tentang penyesuaian ilmu bahasa ke bahasa daerah yang berhubungan dengan pengintegrasian individu ke dalam jaringan itu. Pembahasan ini mencoba menelaah hubungan linguistik dengan integrasi lain, interaksi jaringan variabel bebas lain, dan kemandirian.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penulisan yaitu :
1.     Bagaimanakah hubungan linguistik dengan integrasi lain?
2.     Bagaimanakah menganalisis bentuk-bentuk interaksi jaringan dan variabel bebas lain?
3.     Bagaimanakah bentuk-bentuk kemandirian?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1.   Untuk memahami hubungan linguistik dengan integrasi lain.
2.   Untuk menganalisis bentuk bentuk interaksi jaringan dan variabel bebas lain.
3.   Untuk  mengemukakan bentuk-bentuk kemandirian.

D.     Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.   Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pengambil kebijakan, peneliti, dan calon peneliti kebahasaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang integrasi, interaksi variabel, dan kemandirian dalam perspektif jaringan.
2.   Penulisan ini dapat dijadikan bahan informasi dan dapat pula menjadi bahan pembanding dan referensi bagi penulisan yang relevan.
3.   Bagi penulis, sebagai pengalaman dan pengetahuan yang utama khususnya dalam kegiatan yang bersifat ilmiah dalam disiplin ilmu kebahasaan.



















BAB II
HASIL PEMBAHASAN

A.          Hubungan Linguistik dengan Integrasi Lain.
Penemuan studi hubungan yang konsisten adalah bahwa individu yang terintegrasi dengan sangat baik lebih sering menggunakan variasi regional. Namun, bukti-bukti terbaik sebagai faktor di bawah tingkat kelas sosial, umur, jenis kelamin, dan daerah dapat menjadi penentu dialek.
Dua orang individu secara sosial sama dalam hal semua tingkatan makro nampaknya sangat berbeda. Perbedaan linguistik merupakan hasil dan penuturan seseorang yang menggunakan dialek yang lebih standar dan yang lain dan ini berkorelasi dengan pola-pola partisipasi yang berbeda dalam kegiatan bertetangga. Berikut ini diberikan contoh fonologis dan gramatikal yang menggambarkan fakta sosiolinguistik yang mendasar tentang jaringan hubungan: orang-orang yang menjadi inti menunjukkan kekayaan, di antara banyak yang lain, menggunakan variasi regional.
1.      Pemarkah fonologis di Vineyard Martha
Satu contoh korelasi linguistik pada integrasi jaringan hubungan bertepatan dengan sebuah studi sentralisasi vokal di Vinatard Martha, sebuah pulau kecil di pantai Barat Daya Amerika. Labov (1963) mendokumentasikan variabel (ay) dan (aw) yang mana onset diftong sebagai vokal terbuka depan rendah [a] dan kadang-kadang sebagai vokal agak tengah [ę] atau tengah [∂]. Sentralisasi merupakan perkembangan terbaru sehingga pemuda di pulau tersebut lebih menggunakan onset tengah daripada kaum tua.
Labov mencoba membuat korelasi dengan variabel-variabel bebas dengan harapan agar menemukan dimensi sosial pada perubahan bunyi. Dia menemukan bahwa dalam kelompok pekerja tradisional: nelayan mengucapkan paling tengah, petani paling sedikit, dan lainnya di tengah-tengah, penduduk pinggiran mengucapkan agak tengah daripada penduduk pusat desa; dan lain-lain. Namun, hasil ini tidak menunjukkan dasar yang koheren terhadap signifikansi sosial.
Selanjutnya, Labov menyortir kembali skor-skor sentralisasi menurut tiga kelompok ini dan menemukan korelasi. Mereka yang bersikap paling positif terhadap pulau dan tradisinya sering menengahkan onset diftong dan mereka yang bersikap negatif terhadap lingkungannya sendiri paling tidak sering menengahkan onset diftong tersebut. Dengan kata lain, semakin setia pada pulau itu semakin menyentral diftong tersebut. Labov (1963:36) mengatakan, “Ketika sesorang mengucapkan [rait] atau [haus], dia secara tidak sadar memperkuat fakta bahwa dia milik pulau itu dan menjadi penutur asli pulau tersebut.”
2.      Pemarkah Gramatikal di Taman Membaca
Variabel gramatikal membedakan kedudukan sosial secara tajam sehingga anggota jaringan hubungan juga terbagi secara jelas. Chishare mempelajari beberapa variasi gramatikal dan mengkorelasikannya dengan lingkungan penutur dalam kultur sekelilingnya.
Are you the bastards what hit my son over the head?
Takstandard –s  merujuk pada penggunaan sufiks–s pada verba-verba indikatif sekarang daripada orang ketiga tunggal, yang merupakan satu-satunya bentuk yang terdapat dalam bahasa Inggris. Pada logat asli Membaca, ini terdapat dalam kalimat seperti (1982, 40-43):
I just lets her beat me.                           We buses it down the town.
You boots them, don’t you?
 Takstandard tidak pernah mengacu pada penggunaannya dengan makna yang sempit “tidak pada kesempatan ini” yang berkontras dengan penggunaan dialek standard yang berarti “tidak pada semua kesempatan,” penggunaan takstandard terdapat dalam kalimat seperti (1982, 67):
I never went to school today.
And he hit my brother over the head, and he never even went down, and his
head was pouring with blood.

Secara khusus bahwa takstandard what merupakan sebuah pemarkah yang kuat dan bahasa asli taman tersebut, yaitu terjadi hampir secara eksklusif dalam tuturan anggota-anggota ini. Untuk dua standard lainnya, variasi takstandard digunakan secara umum oleh semua subjek.

B.            Interaksi Jaringan Variabel Bebas Lain.
Keterlibatan individu dalam suatu hubungan tidak merupakan fakta sosial yang terpisah. Sebagian interaksi antara jaringan hubungan dan variabel-variabel lain bersifat umum dan bahkan dapat diprediksi.
1.      Kelas Sosial
Orang-orang yang berada di tengah hirarki kelas (MC) mempertahankan ikatan hubungan yang lebih longgar daripada mereka yang berstatus kelas rendah (WC) atau kelas tinggi (UC). Kedua kelompok ini cenderung terbagi-bagi di lingkungannya. Secara khusus, kelompok pertama berkumpul pada bar-bar setempat, perkumpulan bowling, dan permainan kartu, sedangkan yang kedua berada pada perkumpulan bisnis, klub raket, dan pertunjukan kuda. MC selalu merupakan kelompok yang paling aktif. Teman kerjanya jarang merupakan orang-orang yang mereka jumpai di sepanjang jalan.
 Nampaknya, kelompok MC ini kurang senang tinggal di sekitar tempat tinggal anak-anaknya. Sebaliknya, kelompok UC sering menganggap lingkungan rumah merupakan bagian dan warisan yang harus diturungkan ke generasi. Bagi MC, pencarian semua keluarga dan durasi tempat tinggal yang menjadi ukuran integrasi hubungan hampir tidak berarti dalam banyak kehidupan MC.
2.      Jenis Kelamin
Tempat umum merupakan pengamatan hubungan berdasarkan pada jenis kelamin: kegiatan olah raga, permainan kartu, dan olah raga rekreatif cenderung milik laki-laki, sedangkan pertunjukkan, klub brik, dan senam cenderung milik perempuan. Makan malam MC sering menjadi konvensi sosial terhadap bagaimana tempat duduk laki-laki dan perempuan berganti untuk menghindari pemilahan percakapan ke dalam dua bentuk yang eksklusif.
3.      Umur
Manusia melalui sekurang-kurangnya satu periode dan kehidupannya yang mana mereka mempertahankan relasi-relasi yang lebih dekat dengan teman sebayanya atau masa remaja. Dalam masyarakat industri, para remaja mempertahankan hubungan teman sebaya yang hampir tetap, pergi bersama ke mall, restoran, atau klub setelah keluar sekolah, melakukan percakapan telephone yang cukup panjang, mengagumi norma berpakaian yang kuat, merawat diri dan model.
Relasi jaringan kadang-kadang berkembang sepanjang waktu sehingga satu generasi berbeda dengan generasi berikutnya. Edwards (1992) memberikan contoh yang jelas dalam studinya tentang kehidupan tetangga yang tidak baik pada penduduk pusat kota di Detroit.
Edwards menyusun pengamatannya sebagai suatu studi jaringan hubungan. Untuk setiap subjeknya, dia memperhitungkan indeks kultur bahasa asli berdasarkan pada jawaban mereka pada sepuluh pernyataan (1992. 101). Lima pernyataan pertama memberikan suatu estimasi tentang integrasi fisik individu dalam lingkungannya.
1.      Kebanyakan anggota keluarga saya tinggal di lingkungan ini atau dengan saya.
2.      Kebanyakan sanak famili saya tinggal di lingkungan ini atau dengan saya.
3.      Kebanyakan pekerjaan dilakukan dalam lingkungan ini.
4.      Kebanyakan teman-teman saya tinggal di lingkungan ini.
5.      Saya sering berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan ini.
Lima pernyataan lainnya memberikan suatu estimasi tentang sikap individu terhadap lingkungan dan isolasi rasialnya.
1.        Saya ingin tetap tinggal di lingkungan ini.
2.      Saya tidak mempunyal teman berkulit putih yang dengannya saya senang berinteraksi.
3.      Jika saya pindah, saya menginginkan tinggal di lingkungan seperti ini.
4.      Kultur di jalanan tidak mengganggu saya; orang harus terus hidup.
5.      Ini merupakan lingkungan yang baik untuk mendidik anak.

Untuk setiap pernyataan ini, subjek tersebut menentukan jawabannya dan 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), membuat rangkaian dan 10 sampai 40.
Edwards akhirnya melaporkan suatu perbedaan yang signifikan antara kelompok tertua dan termuda pada pengamatannya dalam hal dua variabel linguistik. Variabel (ay) mempunyai (dalam istilah Edwards) varian “Bahasa Inggris Standard (SE),” [aI]  atau [ai], dalam kata seperti [bIhaInd] ‘disamping,’ [faiv] ‘lima,’ dan [fait] ‘berkelahi,’ dan varian “Bahasa Inggris Black (BE),” [a:], seperti dalam [bIha:n], [fa:v], dan [fa:t]. Variabel (r) mempunyai SE (I) yang prikonsonan dan akhirnya di mana variasi BE adalah
Æ.
Korelasi yang ditemukan oleh Edward bukan dalam indeks kultur bahasa asli, tetapi pada umur. Hal ini memberikan ilustrasi masalah antara kelompok tertua di atas 60 tahun dan dua kelompok termuda, 18-25 dan 26-39 tahun. Setiap batang menunjukkan persentasi varian BE yang digunakan oleh setiap kelompok umur, dengan variabel (ay) di bagian kin, (r) di tengah, dan rata-rata skor untuk varian BE dan semua variabel di bagian kanan. Contoh, skor rata-rata menunjukkan 26 sampai 39 tahun pada sekitar 27%, 18 sampai 25 tahun agak tinggi 29%, dan kelompok tertua: mereka di atas 60 tahun, hampir 40%.
Hubungan hasil-hasil ini terhadap analisis jaringan hubungan nampak ketika jawaban-jawaban terhadap pemyataan 1 sampai 10 di atas dikaitkan dengan variasi tersebut. Penggunaan varian BE berkorelasi secara signifikan dengan skor-skor pernyataan 3 dan 7 sehingga orang-orang yang mempunyai pekerjaan utama di lingkungan tersebut dan tidak mempunyai teman berkulit putih yang dengannya mereka sering berinteraksi juga merupakan orang-orang yang menggunakan varian (ay) dan (r) BE (1992:109). Analsisi di atas merupakan contoh korelasi linguistik utama dan integrasi hubungan: semakin kurang orang aktif berbicara semakin banyak menggunakan dialek regional.


 Apa yang menarik dalam tujuan ini adalah korelasi kedua: jawaban-jawaban terhadap pernyataan 3 dan 7 sehingga berkorelasi secara signifikan dengan umur responden sehingga orang-orang yang lebuh tua merupakan orang-orang yang utamanya bekerja di lingkungannya dan tidak berinteraksi dengan mereka yang berkulit putih (1992:109). Fakta ini mengimplikasikan bahwa hasil-hasil dalam label 2.7, dengan umur sebagai variabel bebas, boleh dikatakan dengan integrasi jaringan hubungan sebagai vanabel bebas. Grafik tersebut nampaknya sama sekurang-kurangnya dalam temuan-temuan dasarya.
            Jika demikian, hal ini memberikan contoh yang mana umur dan jaringan hubungan saling terkait. Di lingkungan Detroit, pola-pola sosial mengalami perubahan.
Pemisahan rasial 40 atau 50 tahun sebelum studi Edwards, ketika subjek-subjek tertuanya sedang didik dan sedang mengikuti kegiatan kerja, menjangkau generasi terakhir. Dengan pemisahan kendala-kendala rasial, jaringan hubungan dan generasi yang lebih muda kurang erat daripada orang tua mereka. Kebebasan itu mendatangkan suatu perbedaan linguistik. Pemarkah linguistik yang paling distingtif dan bahasa asli lokal setempat tetap ada, tetapi kelompok pemuda tidak sering menggunakannya dibandingkan dengan kelompok tua, dan nampaknya mempunyai kekayaan linguistik yang lebih banyak.

C.          Kemandirian
Penelitian sosiolinguistik tidak mencakup sedikit kasus idiosinkratik. Kadang-kadang kita menemukan orang-orang yang ujarannya kelihatannya sangat ganjil. Sebagian orang ini mengalami patalogi, seperti perempuan dengan apasia Broca yang ujarannya, walaupun lancar, bersifat monoton, aritmik, dan takberintonasi (Ross, 1982). Penjelasan lain - seperti orang Toronto asli yang bahasa Inggrisnya cenderung beraksen asing walaupun telah mengguraikannya sejak umur dua tahun, atau ahli morfologi Amerika yang sintaksisnya, khususnya keadaan yang agak formal seperti ketika memberi kuliah umum, menjadi sulit dan terputus-putus.
Dalam hal ini, idionsinkretik linguistik sangat banyak. Suara seseorang ketika berbicara adalah sui generis, dan karena alasan tersebut kita dapat mengidentifikasi suara semua teman dan banyak anggukan ketika berbicara. Jenis individuasi ini merupakan karakteristik perseorangan.
Bagaimana karakteristik perseorangan ini diaktualisasikan tidak menjadi perhatian mungkin karena hal itu tidak terikat dalam bentuk. Chao (1968:125) pernah memberikan sebuah contoh menarik. “Beberapa orang ...... biasanya menggunakan sejumlah titinada daripada yang lain,” dia mencatat dan kemudian memberikan ilustrasi:
Perhatikan kalimat dalam bahasa Cina:
Ng                         ng                                lai,
   e                            e                         ch     ii
N            bu              n  
Dapatkah saya bangun?
Ketika anak saya mengatakannya dalam umur lima tahun, seperti berikut:
                                                                           i
ng                          ng                                         a
   e                            e                ch ,    i   i         l
                      N             bu            n
Ujarannya dulu mempunyai dan masih mempunyai sedikit perbedaan, sejumlah titinada, cukup banyak sehingga Bernard Bloch ...... bertanya kepada saya agak serius, “Apakah Canta [itu namanya] menggunakan dialek yang sama dengan anda?” Yah, tentu, tetapi dalam versi Mandarinnya, setiap nada dan intonasi dipengaruhi oleh suatu faktor kepribadian.
Menemukan bagaimana “faktor-faktor kepribadian” yang variatif berinteraksi untuk membentuk idiolek mungkin tidak sia-sia karena hal itu hampir tidak membawa signifikansi sosial.
Selain itu, individuasi tertentu dapat menjadi signifikan secara sosial. Banyak sosiolinguis menemukan bahwa terdapat sesuatu yang ganjil pada sampel, yaitu seseorang yang tidak mengikuti keumumam dalam data.
Orang ini jarang menjadi ganjil dalam jangka waktu lama. Secara sosial dan linguistik, mereka biasanya berada pada sub kelompok dan populasi sampel. Mereka sebenarnya berada dalam subkategon sosial yang mempunyai karakteristik tersendiri. Bukti untuk sub yang secara relatif jarang, ini masih jauh dan kepermanenan.
1.      Penyeludup
Ketika seseorang berpindah dari satu daerah dialek ke yang lain, kemampuan untuk menguasai dialek baru itu tergantung sebagaimana pada umurnya (Chambers, 1992:687-90). Bukti-bukti nyata menunjukkan tiga bagian umur yang luas: seseorang yang berada pada satu daerah dialek di bawah umur tujuh akan menguasai dialek tersebut seperti penutur asli dan diatas umur empat belas akan selalu menyalahi penutur tak asli. Jika berada di antara tujuh dan empat belas, tidak ada bukti bagaimana orang tersebut tetap terus.
Tingkat tengah selalu ada. Sebagian orang yang berada dalam periode antara tersebut berbicara seperti penutur asli dan daerah baru dan tidak mengambil dialek lain. Ini hanya didapat melalui studi sosiolinguistik yang menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menguasai aturan yang sangat kompleks dan aksen baru tersebut.
Mr. J yang berumur 56 tahun dan Toronto Utara diharapkan dapat menyesuaikan dirinya pada pola peninggian Kanada yang lama, bersama dengan sebagian temannya (46+) dalam pengamatan. Namun, ketika wawancara ditranskripsikan, Mr. J terbukti tidak bersama-sama dengan teman-teman seumurnya karena sejumlah onset yang tidak meninggal sebelum konsonan tak bersuara (Chambers, 1984).
Pendatang Baru di Raja Prusia. Contoh lain dan pembelajaran tak sempurna terhadap aturan kompleks diberikan oleh karya Payne dengan para remaja di pinggiran Philadelphia di Raja Prusia. Pertama, Payne mendokumenkan “sukses besar” di luar wilayah ini oleh anak-anak yang memperoleh variabel fonetik nyata dan dialek tersebut (1980, 149-56). Contoh, bahasa lokal di Philadelphia, (uw) dan (ow) membutuhkan pendepatan onset /uw/ dan /ow/, dan /oy/ membutuhkan peninggian onset /oy/ - dalam banyak hal ini nyata, penyesuaian fonetik bebas konteks. Lebih dan 50 anak-anak dan 12 kelurga yang berpindah ke pinggiran kota, Payne mengemukakan bahwa 52-68% telah secara penuh menggunakan sistem Philadelphia dan 30-48% hanya menggunakan sebagian.
Payne menunjukkan bahwa tidak ada anak-anak di luar wilayah itu menguasai sistem Philadelphia. Apa yang menank adalah penemuannya bahwa anak-anak yang orang tuanya di luar wilayah ini tidak mengusainya walaupun mereka dilahirkan di Prusia. Subjek yang betul-betul menguasai adalah mereka yang lahir dan orang tua Philadelphia. Tingkat sukses yang berkontras, Payne mengatakan, “pemerolehan yang tidak sempurna [pemendekan -a] menunjukkan bahwa anak-anak tidak secara bebas menyusun kembali atau mengorganisasikan kembali tata bahasanya sampai berumur 14 tahun, tetapi bahwa mereka betul-betul memiliki kemampuan menambahkan aturan-aturan tingkat rendah” (1980, 175).
Ketidakmampuan orang untuk menguasai ciri-ciri dialek yang sangat rumit ketika mereka berada dalam lingkungan penggunanya setelah berumur tujuh tahun merupakan satu dan sumber keganjilan dalam sampel pengamatan. Satu hal yang nyata bahwa ini merupakan efek mobilitas dalam ujaran.
Setelah memperoleh contoh-contoh ujaran dan rekaman cerita dan 24 orang anak yang diberikan oleh peneliti, Fischer menghitung varian (nŋ) dan menghubungkannya dengan variable-variabel sosial yang ada. Dan begitu banyak variabel-variabel independen yang menjadi familiar dalam studi sosolinguistik, seperti variable jenis kelamin, penghasilan keluarga, dan corak. Variabel lainnya yang tidak diperhatikan. Fischer membandingkan dua anak yaitu “model” anak dan “tipe” anak. Model anak mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan akrab dengan teman sebaya. Variabel ini yang diambil sebagai bahan pertimbangan. Tipe anak secara fisik kuat, berkuasa, penuh kenakalan, tetapi mudah memperdayai orang dengan pelanggaran-pelanggarannya. Variabel penggunaan linguistik berbeda-beda ; anak model menggunakan non-standar yang berbeda (in) kurang dari 3%, tetapi anak khas menggunakan hampir 55 %.
Perbedaan linguistik dari dua individu yang mempunyai persamaan sosial memerlukan penjelasan. Fischer (1958:49) menghubungkan ke “personality”. Varian ditandai dengan ciri “aggressive” sebagai lawan dan “cooperative”. Anak model diambil sebagai sebuah model oleh guru, tetapi sangat berarti apabila diperlakukan pada anak-anak lainnya khususnya di luar sekolah.
2.      Elizabeth di Toronto
Elizabeth adalah salah seseorang yang menggunakan varian linguistik tertentu. Dia seorang guru pembantu yang berumur 22 tahun. Seperti halnya Mr.J., Elizabeth sering gagal mendapatkan diptong /au/ pada awal sebelum konsonan tak bersuara, sehingga ada perbedaan diptong di akhir. Onset-onset selalu berada di depan, baik terbuka seperti pada kata (sauθ) atau tertutup dalam kata [suθ] ‘south’ ini adalah contoh-contoh (aw) depan. Perubahan masih dalam penyelidikan.
Kebanyakan yang ditemukan pada Elizabeth dan anak seumurnya ada vokal di depan, tengah, sebelum konsonan tak bersuara, seperti [sзuθ] atau [sɛuθ], tetapi satu diantara mereka memiliki vokal depan rendah. Elizabeth memiliki onset rendah 33% pada waktu itu dan skor setelah dia, Stanley, 14 persen. Berlawanan dengan itu, Ann tidak memiliki onset rendah dalam semua konteks: ucapannya sama dengan orang dewasa. Pada group averagef rata-rata, tidak termasuk Elizabeth, kurang dan 7 persen.
Perbedaan penting antara Mr.J dan Elizabeth adalah ucapannya termasuk beberapa vokal dimana tidak sama dengan lainnya dimana Elizabeth mengucapkan lebih banyak vokal tertentu dibanding dengan anak lainnya yang menjadi sample. Elizabeth agak berbeda dengan anak lainnya.
Tidak didapatkannya vokal depan dalam diptong dapat dilihat sebagai hal yang baru diantara data group anak muda, Elizabeth adalah anak dalam penemuan ini. Mengapa dia secara kuantitatif berbeda dengan anak lain seumurnya? Sama halnya dengan anak seumurnya yang di survey, Elizabeth lahir dan besar di MC. Toronto Utara. Di masa sekolahnya, dia banyak mengikuti kegiatan sekolah, seperti menari, lintas alam, renang dan aktivitas sekolah lainnya. Sahabatnya adalah Ann, anak yang juga subjek yang disurvey, dan dia juga bergaul dengan anak seumurnya. Dalam profil sosiologi, dia adalah anak yang prototype.


3.      Outsiders (orang-orang luar)
Jika orang-orang dalam mewakili sebuah sosial yang tak dikenal, maka outsider lebih dikenal. Kebanyakan pada abad budaya iconografi, dan Kafka ke Bix Beiderbecke, Leopold, Bloom, Edna St Vincent Millary, Camus, Blue Holiday, Edith Piat, Holden Caulfield, Charlie, Parker, memfokuskan pada individu dan tempat keramaian, tidak dapat ikut arus dan sering menjauhkan diri. Kontribusi Sosiolinguistik terhadap iconografi adalah bukti empirik yaitu bahwa orang luar/seorang outsider mempunyai konsekwensi linguistik.
Lames Halem. Sebuah gang remaja yang terkenal. Labov dan kawan-kawannya Clarence Robins, John Kwins, dalam penelitiannya pada gang Harlem memandang tingkah laku remaja sosial dalam ekstrim. Dalam gang itu memperlakukan kekerasan dan bagi anggota yang tidak loyal akan diberikan hukuman mati.
Dengan lingkungan seperti di atas, maka peneliti perlu berhati-hati terhadap orang-orang luar yang dipisahkan dan mau bergabung dengan lainnya. Dalam pemisahan itu, mereka membentuk gaya tersendiri yang merupakan ciri khas orang-orang luar. Labov (1977a : 258) mengatakan, “Mereka bukan beban sepanjang mereka tidak bergabung. Dialek anak-anak jalanan dikenal dengan nama ‘Lames’.
Lebih dalam lagi lames membentuk kategori defenisi yang baik, yang lainnya berbagi. Beberapa dan mereka dilarang orang tuanya ikut dalam gang itu akan tetapi sebagian anggota bergabung karena pikiran kacau oleh pekerjaan atau teman dekat.
Meskipun mereka berbeda dengan gang lainnya, mereka saling berbagi ciri linguistik tertentu. Seperti dikemukakan Labov sebelurnnya, ketidakmampuan menggunakan bahasa slank membentuk orang-orang dalam dari orang-orang luar. Karena itu kharakteristik yang penting yaitu istilah yang datang dan berkembang
pesat. Agar supaya dapat lebih fasih maka harus datang di tempat dan waktu yang tepat.



Pemarkah linguistik lainnya meneliti hal yang lebih dalam dan pada slank, dimana Labov membandingkan penggunaan slank pada anggota. Aces dan Thunderbirds dengan Lames untuk beberapa variable linguistik dan menemukan bahwa anggota gang menggunakan lebih banyak vanan vernacular. Ini bukti nyata pertama dan dikenali dibeberapa studi network.
Ignaz di Grossdorf Penyesuaian indeks jaringan Lippi-Green yang telah didiskusikan di atas. Umumnya tidak memberikan pandangan-pandangan dalam linguistik varian masyarakat Austria diperkampungan Gross dorf. Menurut Ignaz (1989:226), jumlah penyelidikan linguistik sangat sedikit memberikan kontras yang diperlukan untuk menguji faktor-faktor sosial yang ada. Skema jaringan sosialnya melampaui pendidik baik dalam ekspresi varian linguistik atau kemampuan sosiolinguistiknya.
Menghadapi hal ini, Hansaseff diharapkan membentuk sebuah kiaster dengan Leo dan Klemens, dan kedua komunitas terpelajar, dan Ignaz membentuk klaster dengan Jodok, dan lainnya dengan petani. Jika terdapat jaringan tersendiri maka itu adalah penentu linguistik. Seoarang akan meramalkan bahwa klaster pertama akan mendapat skor skor varian rendah [O] dan kiaster kedua akan mendapat skor tinggi tetapi yang lain tidak.
Prediksi yang diberikan, Hansaseff dan Ignaz adalah orang-orang aneh, yaitu apa yang ada pada diri mereka dengan individu lainnya dalam group mereka, selain penggunaan varian [O], adalah assosiasi sukarelawan.
4.      Aspirers
Salah satu yang membedakan dengan rekan atau teman sebaya secara linguistik adalah ambisi sosial adalah jangkauan domain sosial langsung mereka.
Samson di Anniston Feagin (1997) menemukan hal yang menarik tentang pemisahan antara remaja WC di kota asalnya ketika dia kembali. Disana dia bertemu seorang pelajar yang sedang mensurvey sosiolinguistik komunitas kulit putih. Anniston, Alabama adalah sebuah kota kecil di Amerika Selatan dengan penduduk
30.000. Anggota penduduk ini umumnya penduduk yang orang tuanya berkulit putih. (1979,47).
Tidak mengherankan apabila Samson juga menarik perhatiannya terhadap perhatian sosiolinguistik itu ketika dia menganalisa variabel linguistik variabel was mengacu pada penggunaannya dengan subjek jamak dalam kalimat. “I seen there, but they was all too far off to shoot” (1979 : 202) diucapkan oleh Jimmy) Penggunaan Was ini baik pada subjek jamak dan tunggal adalah sebuah contoh penggunaan was dengan subjek jamak daripada were, disebut invariant was atau singular gagal. Persesuaian negatif mengacu pada peniadaan konstituen indefinite pada kalimat negatif seperti pada contoh “ I don’t reckon there’s no haunted house” (1979: 229, juga diucapkan Jimmy).


















BAB III
PENUTUP

A.               Kesimpulan
1.      Hubungan linguistik dengan integrasi lain
Penemuan studi hubungan yang konsisten adalah bahwa individu yang terintegrasi dengan sangat baik lebih sering menggunakan variasi regional. Namun, bukti-bukti terbaik sebagai faktor di bawah tingkat kelas sosial, umur, jenis kelamin, dan daerah dapat menjadi penentu dialek.
Dua orang individu secara sosial sama dalam hal semua tingkatan makro nampaknya sangat berbeda. Perbedaan linguistik merupakan hasil dan penuturan seseorang yang menggunakan dialek yang lebih standar dan yang lain dan ini berkorelasi dengan pola-pola partisipasi yang berbeda dalam kegiatan bertetangga.
2.      Interaksi jaringan variabel bebas lain
Keterlibatan individu dalam suatu hubungan tidak merupakan fakta sosial yang terpisah. Sebagian interaksi antara jaringan hubungan dan variabel-variabel lain bersifat umum dan bahkan dapat diprediksi. Kelas sosial, jenis kelamin dan umur  merupakan variable-variabel bebas lainnya.
3.      Kemandirian
Dalam hal ini, idionsinkretik linguistik sangat banyak. Suara seseorang ketika berbicara adalah sui generis, dan karena alasan tersebut kita dapat mengidentifikasi suara semua teman dan banyak anggukan ketika berbicara. Jenis individuasi ini merupakan karakteristik perseorangan. Bagaimana karakteristik perseorangan ini diaktualisasikan tidak menjadi perhatian mungkin karena hal itu tidak terikat dalam bentuk.
Karakteristik perseorangan dapat dilihat pada sub pembahasan bagian penyelundup, Elizabeth di Toronto, Outsiders (orang-orang luar), dan aspirers.