BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kehidupan bermasyarakat, orang-orang melakukan kegiatan keduniawian, dimana
ketidaksamaan dalam aktifitas mereka tidak berbahaya. Kadang kita melihat pada
kenyataan bahwa orang-orang yang haknya melebihi atau lebih sedikit dibanding
kita tidak perlu dibantu dengan intelegen. Kekuatan atau kompetensi yang lebih
besar atau tidak. Kita menerima kenyataan bahwa ada yang berwenang dalam
ketidaksamaan sosial. Bahkan, ini sangat sewenang-wenang sehingga membuat
ketidaksamaan dapat diterima, dan dengan segera menjadi jelas bahwa hal
tersebut tidaklah sewenang-wenang melainkan sistematik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah penulisan yaitu :
1.
Bagaimanakah
hubungan linguistik dengan integrasi lain?
2.
Bagaimanakah
menganalisis bentuk-bentuk interaksi jaringan dan variabel bebas lain?
3.
Bagaimanakah
bentuk-bentuk kemandirian?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk memahami hubungan linguistik
dengan integrasi lain.
2. Untuk menganalisis bentuk bentuk
interaksi jaringan dan variabel bebas lain.
3. Untuk
mengemukakan bentuk-bentuk kemandirian.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangsih pemikiran
kepada pengambil kebijakan, peneliti, dan calon peneliti kebahasaan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang integrasi, interaksi
variabel, dan kemandirian dalam perspektif jaringan.
2. Penulisan ini dapat dijadikan bahan
informasi dan dapat pula menjadi bahan pembanding dan referensi bagi penulisan
yang relevan.
3. Bagi penulis, sebagai pengalaman dan
pengetahuan yang utama khususnya dalam kegiatan yang bersifat ilmiah dalam
disiplin ilmu kebahasaan.
BAB II
HASIL
PEMBAHASAN
A.
Hubungan Linguistik dengan Integrasi Lain.
Penemuan
studi hubungan yang konsisten adalah bahwa individu yang terintegrasi dengan
sangat baik lebih sering menggunakan variasi regional. Namun, bukti-bukti
terbaik sebagai faktor di bawah tingkat kelas sosial, umur, jenis kelamin, dan
daerah dapat menjadi penentu dialek.
Dua
orang individu secara sosial sama dalam hal semua tingkatan makro nampaknya
sangat berbeda. Perbedaan linguistik merupakan hasil dan penuturan seseorang
yang menggunakan dialek yang lebih standar dan yang lain dan ini berkorelasi dengan
pola-pola partisipasi yang berbeda dalam kegiatan bertetangga. Berikut ini
diberikan contoh fonologis dan gramatikal yang menggambarkan fakta
sosiolinguistik yang mendasar tentang jaringan hubungan: orang-orang yang
menjadi inti menunjukkan kekayaan, di antara banyak yang lain, menggunakan
variasi regional.
1.
Pemarkah fonologis di Vineyard Martha
Satu
contoh korelasi linguistik pada integrasi jaringan hubungan bertepatan dengan sebuah studi
sentralisasi vokal di Vinatard Martha, sebuah pulau kecil di pantai Barat Daya
Amerika. Labov (1963) mendokumentasikan variabel (ay) dan (aw) yang mana onset
diftong sebagai vokal terbuka depan rendah [a] dan kadang-kadang sebagai vokal
agak tengah [ę] atau tengah [∂]. Sentralisasi merupakan perkembangan terbaru sehingga
pemuda di pulau tersebut lebih menggunakan onset tengah daripada kaum tua.
Labov
mencoba membuat korelasi dengan variabel-variabel bebas dengan harapan agar
menemukan dimensi sosial pada perubahan bunyi. Dia menemukan bahwa dalam
kelompok pekerja tradisional: nelayan mengucapkan paling tengah, petani paling
sedikit, dan lainnya di tengah-tengah, penduduk pinggiran mengucapkan agak
tengah daripada penduduk pusat desa; dan lain-lain. Namun, hasil ini tidak
menunjukkan dasar yang koheren terhadap signifikansi sosial.
Selanjutnya,
Labov menyortir kembali skor-skor sentralisasi menurut tiga kelompok ini dan
menemukan korelasi. Mereka
yang bersikap paling positif terhadap pulau dan tradisinya sering menengahkan
onset diftong dan mereka yang bersikap negatif terhadap lingkungannya sendiri
paling tidak sering menengahkan onset diftong tersebut. Dengan kata lain,
semakin setia pada pulau itu semakin menyentral diftong tersebut. Labov
(1963:36) mengatakan, “Ketika sesorang mengucapkan [rait] atau [haus], dia secara
tidak sadar memperkuat fakta bahwa dia milik pulau itu dan menjadi penutur asli pulau
tersebut.”
2.
Pemarkah Gramatikal di Taman Membaca
Variabel
gramatikal membedakan kedudukan sosial secara tajam sehingga anggota jaringan
hubungan juga terbagi secara jelas. Chishare mempelajari beberapa variasi gramatikal dan
mengkorelasikannya dengan lingkungan penutur dalam kultur sekelilingnya.
Are you
the bastards what hit my son over the head?
Takstandard –s merujuk pada penggunaan sufiks–s pada
verba-verba indikatif sekarang daripada orang ketiga tunggal, yang merupakan
satu-satunya bentuk yang terdapat dalam bahasa Inggris. Pada logat asli
Membaca, ini terdapat dalam kalimat seperti (1982, 40-43):
I just lets her
beat me. We
buses it down the town.
You boots them,
don’t you?
Takstandard tidak pernah mengacu pada
penggunaannya dengan makna yang sempit “tidak pada kesempatan ini” yang
berkontras dengan penggunaan dialek standard yang berarti “tidak pada semua
kesempatan,” penggunaan takstandard terdapat dalam kalimat seperti (1982, 67):
I never went to school today.
And he hit my brother over the head, and
he never even went down, and his
head was pouring with blood.
Secara
khusus bahwa takstandard what merupakan sebuah pemarkah yang kuat dan
bahasa asli taman tersebut, yaitu terjadi hampir secara eksklusif dalam tuturan
anggota-anggota ini. Untuk dua standard lainnya, variasi takstandard digunakan
secara umum oleh semua subjek.
B.
Interaksi Jaringan Variabel Bebas Lain.
Keterlibatan
individu dalam suatu hubungan tidak merupakan fakta sosial yang terpisah.
Sebagian interaksi antara jaringan hubungan dan variabel-variabel lain bersifat
umum dan bahkan dapat diprediksi.
1.
Kelas Sosial
Orang-orang
yang berada di tengah hirarki kelas (MC) mempertahankan ikatan hubungan yang
lebih longgar daripada
mereka yang berstatus kelas rendah (WC) atau kelas tinggi (UC). Kedua kelompok
ini cenderung terbagi-bagi di lingkungannya. Secara khusus, kelompok pertama
berkumpul pada bar-bar setempat, perkumpulan bowling, dan permainan kartu,
sedangkan yang kedua berada pada perkumpulan bisnis, klub raket, dan
pertunjukan kuda. MC selalu merupakan kelompok yang paling aktif. Teman
kerjanya jarang merupakan orang-orang yang mereka jumpai di sepanjang jalan.
Nampaknya, kelompok MC ini kurang senang
tinggal di sekitar tempat tinggal anak-anaknya. Sebaliknya, kelompok UC sering
menganggap lingkungan rumah merupakan bagian dan warisan yang harus diturungkan
ke generasi. Bagi MC, pencarian semua keluarga dan durasi tempat tinggal yang
menjadi ukuran integrasi hubungan hampir tidak berarti dalam banyak kehidupan
MC.
2.
Jenis Kelamin
Tempat
umum merupakan pengamatan hubungan berdasarkan pada jenis kelamin: kegiatan
olah raga, permainan kartu, dan olah raga rekreatif cenderung milik laki-laki,
sedangkan pertunjukkan, klub brik, dan senam cenderung milik perempuan. Makan
malam MC sering menjadi konvensi sosial terhadap bagaimana tempat duduk
laki-laki dan perempuan berganti untuk menghindari pemilahan percakapan ke
dalam dua bentuk yang eksklusif.
3. Umur
Manusia
melalui sekurang-kurangnya satu periode dan kehidupannya yang mana mereka
mempertahankan relasi-relasi yang lebih dekat dengan teman sebayanya atau masa
remaja. Dalam masyarakat industri, para remaja mempertahankan hubungan teman
sebaya yang hampir tetap, pergi bersama ke mall, restoran, atau klub setelah
keluar sekolah, melakukan percakapan telephone yang cukup panjang, mengagumi norma berpakaian
yang kuat, merawat diri dan
model.
Relasi jaringan
kadang-kadang berkembang sepanjang waktu sehingga satu generasi berbeda dengan
generasi berikutnya. Edwards (1992) memberikan contoh yang jelas dalam studinya
tentang kehidupan tetangga yang tidak baik pada penduduk pusat kota di Detroit.
Edwards
menyusun pengamatannya sebagai suatu studi jaringan hubungan. Untuk setiap
subjeknya, dia memperhitungkan indeks kultur bahasa asli berdasarkan
pada jawaban mereka pada sepuluh pernyataan (1992. 101). Lima pernyataan
pertama memberikan suatu estimasi tentang integrasi fisik individu dalam
lingkungannya.
1. Kebanyakan
anggota keluarga saya tinggal di lingkungan ini atau dengan saya.
2. Kebanyakan
sanak famili saya tinggal di lingkungan ini atau dengan saya.
3. Kebanyakan
pekerjaan dilakukan dalam lingkungan ini.
4. Kebanyakan
teman-teman saya tinggal di lingkungan ini.
5. Saya
sering berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan ini.
Lima
pernyataan lainnya memberikan suatu estimasi tentang sikap individu terhadap
lingkungan dan isolasi rasialnya.
1.
Saya ingin tetap tinggal di lingkungan
ini.
2.
Saya tidak mempunyal teman berkulit
putih yang dengannya saya senang berinteraksi.
3.
Jika saya pindah, saya menginginkan
tinggal di lingkungan seperti ini.
4.
Kultur di jalanan tidak mengganggu saya;
orang harus terus hidup.
5.
Ini merupakan lingkungan yang baik untuk
mendidik anak.
Untuk
setiap pernyataan ini, subjek tersebut menentukan jawabannya dan 1 (sangat
tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), membuat rangkaian dan 10 sampai 40.
Edwards akhirnya melaporkan suatu perbedaan yang signifikan antara kelompok tertua dan termuda pada pengamatannya dalam hal dua variabel linguistik. Variabel (ay) mempunyai (dalam istilah Edwards) varian “Bahasa Inggris Standard (SE),” [aI] atau [ai], dalam kata seperti [bIhaInd] ‘disamping,’ [faiv] ‘lima,’ dan [fait] ‘berkelahi,’ dan varian “Bahasa Inggris Black (BE),” [a:], seperti dalam [bIha:n], [fa:v], dan [fa:t]. Variabel (r) mempunyai SE (I) yang prikonsonan dan akhirnya di mana variasi BE adalah Æ.
Edwards akhirnya melaporkan suatu perbedaan yang signifikan antara kelompok tertua dan termuda pada pengamatannya dalam hal dua variabel linguistik. Variabel (ay) mempunyai (dalam istilah Edwards) varian “Bahasa Inggris Standard (SE),” [aI] atau [ai], dalam kata seperti [bIhaInd] ‘disamping,’ [faiv] ‘lima,’ dan [fait] ‘berkelahi,’ dan varian “Bahasa Inggris Black (BE),” [a:], seperti dalam [bIha:n], [fa:v], dan [fa:t]. Variabel (r) mempunyai SE (I) yang prikonsonan dan akhirnya di mana variasi BE adalah Æ.
Korelasi
yang ditemukan oleh Edward bukan dalam indeks kultur bahasa asli, tetapi pada
umur. Hal ini memberikan
ilustrasi masalah antara kelompok tertua di atas 60 tahun dan dua kelompok
termuda, 18-25 dan 26-39
tahun. Setiap batang menunjukkan persentasi varian BE yang digunakan oleh setiap
kelompok umur, dengan variabel
(ay) di bagian kin, (r) di tengah, dan rata-rata skor untuk varian BE dan semua
variabel di bagian kanan. Contoh, skor rata-rata menunjukkan 26 sampai 39 tahun
pada sekitar 27%, 18 sampai 25 tahun agak tinggi 29%, dan kelompok
tertua: mereka di atas 60 tahun, hampir 40%.
Hubungan
hasil-hasil ini terhadap analisis jaringan hubungan nampak ketika jawaban-jawaban terhadap
pemyataan 1 sampai 10 di atas dikaitkan dengan variasi tersebut. Penggunaan
varian BE berkorelasi secara signifikan dengan skor-skor pernyataan 3 dan 7
sehingga orang-orang yang mempunyai pekerjaan utama di lingkungan tersebut dan
tidak mempunyai teman berkulit putih yang dengannya mereka sering berinteraksi
juga merupakan orang-orang yang menggunakan varian (ay) dan (r) BE
(1992:109). Analsisi di atas merupakan contoh korelasi linguistik utama dan
integrasi hubungan: semakin kurang orang aktif berbicara semakin banyak
menggunakan dialek regional.
Apa yang menarik dalam tujuan ini adalah
korelasi kedua: jawaban-jawaban terhadap pernyataan 3 dan 7 sehingga
berkorelasi secara signifikan dengan umur responden sehingga orang-orang yang
lebuh tua merupakan orang-orang yang utamanya bekerja di lingkungannya dan
tidak berinteraksi dengan mereka yang berkulit putih (1992:109). Fakta ini
mengimplikasikan bahwa hasil-hasil dalam label 2.7, dengan umur sebagai
variabel bebas, boleh dikatakan dengan integrasi jaringan hubungan sebagai
vanabel bebas. Grafik tersebut nampaknya sama sekurang-kurangnya dalam
temuan-temuan dasarya.
Jika
demikian, hal ini memberikan contoh yang mana umur dan jaringan hubungan saling
terkait. Di lingkungan Detroit, pola-pola sosial mengalami perubahan.
Pemisahan
rasial 40 atau 50 tahun sebelum studi Edwards, ketika subjek-subjek tertuanya
sedang didik dan sedang mengikuti kegiatan kerja, menjangkau generasi terakhir.
Dengan pemisahan kendala-kendala rasial, jaringan hubungan dan generasi yang
lebih muda kurang erat daripada orang tua mereka. Kebebasan itu mendatangkan
suatu perbedaan linguistik. Pemarkah linguistik yang paling distingtif dan
bahasa asli lokal setempat tetap ada, tetapi kelompok pemuda tidak sering
menggunakannya dibandingkan dengan kelompok tua, dan nampaknya mempunyai
kekayaan linguistik yang lebih banyak.
C.
Kemandirian
Penelitian
sosiolinguistik tidak mencakup sedikit kasus idiosinkratik. Kadang-kadang kita
menemukan
orang-orang yang ujarannya kelihatannya sangat ganjil. Sebagian orang ini
mengalami patalogi, seperti perempuan dengan apasia Broca yang ujarannya,
walaupun lancar, bersifat monoton, aritmik, dan takberintonasi (Ross, 1982).
Penjelasan lain - seperti orang Toronto asli yang bahasa Inggrisnya cenderung
beraksen asing walaupun telah mengguraikannya sejak umur dua tahun, atau ahli
morfologi Amerika yang sintaksisnya, khususnya keadaan yang agak formal seperti
ketika memberi kuliah umum, menjadi sulit dan terputus-putus.
Dalam
hal ini, idionsinkretik linguistik sangat banyak. Suara seseorang ketika
berbicara adalah sui generis, dan karena alasan tersebut kita dapat mengidentifikasi
suara semua teman dan banyak anggukan ketika berbicara. Jenis individuasi ini
merupakan karakteristik perseorangan.
Bagaimana
karakteristik
perseorangan ini diaktualisasikan tidak menjadi perhatian mungkin karena hal
itu tidak terikat dalam bentuk. Chao (1968:125) pernah memberikan sebuah
contoh menarik. “Beberapa orang ...... biasanya menggunakan sejumlah titinada
daripada yang lain,” dia mencatat dan kemudian memberikan ilustrasi:
Perhatikan
kalimat dalam bahasa Cina:
Ng ng lai,
e e ch ii
N bu n
Dapatkah saya bangun?
Ketika anak saya
mengatakannya dalam umur lima
tahun, seperti berikut:
i
ng ng a
e e ch
, i i l
N
bu n
Ujarannya dulu mempunyai dan masih mempunyai sedikit perbedaan, sejumlah titinada, cukup banyak sehingga Bernard Bloch ...... bertanya kepada saya agak serius, “Apakah Canta [itu namanya] menggunakan dialek yang sama dengan anda?” Yah, tentu, tetapi dalam versi Mandarinnya, setiap nada dan intonasi dipengaruhi oleh suatu faktor kepribadian.
Ujarannya dulu mempunyai dan masih mempunyai sedikit perbedaan, sejumlah titinada, cukup banyak sehingga Bernard Bloch ...... bertanya kepada saya agak serius, “Apakah Canta [itu namanya] menggunakan dialek yang sama dengan anda?” Yah, tentu, tetapi dalam versi Mandarinnya, setiap nada dan intonasi dipengaruhi oleh suatu faktor kepribadian.
Menemukan
bagaimana “faktor-faktor kepribadian” yang variatif berinteraksi untuk
membentuk idiolek mungkin tidak sia-sia karena hal itu hampir tidak membawa
signifikansi sosial.
Selain
itu, individuasi tertentu dapat menjadi signifikan secara sosial. Banyak
sosiolinguis menemukan bahwa terdapat sesuatu yang ganjil pada sampel, yaitu
seseorang yang tidak mengikuti keumumam dalam data.
Orang
ini jarang menjadi ganjil dalam jangka waktu lama. Secara sosial dan
linguistik, mereka biasanya berada pada sub kelompok dan populasi sampel.
Mereka sebenarnya berada dalam subkategon sosial yang mempunyai karakteristik
tersendiri. Bukti untuk sub yang secara relatif jarang, ini masih jauh dan
kepermanenan.
1.
Penyeludup
Ketika
seseorang berpindah dari satu
daerah dialek ke yang lain, kemampuan untuk menguasai dialek baru itu
tergantung sebagaimana pada umurnya (Chambers, 1992:687-90). Bukti-bukti nyata
menunjukkan tiga bagian umur yang luas: seseorang yang berada pada satu daerah
dialek di bawah umur tujuh akan menguasai dialek tersebut seperti penutur asli
dan diatas umur empat belas akan selalu menyalahi penutur tak asli. Jika berada
di antara tujuh dan empat belas, tidak ada bukti bagaimana orang tersebut tetap
terus.
Tingkat
tengah selalu ada. Sebagian orang yang berada dalam periode antara tersebut
berbicara seperti penutur asli dan daerah baru dan tidak mengambil dialek lain. Ini
hanya didapat melalui studi sosiolinguistik yang menunjukkan bahwa mereka tidak
pernah menguasai aturan yang sangat kompleks dan aksen baru tersebut.
Mr. J
yang berumur 56 tahun dan Toronto Utara diharapkan dapat menyesuaikan dirinya pada
pola peninggian Kanada yang lama, bersama dengan sebagian temannya (46+) dalam
pengamatan. Namun, ketika wawancara ditranskripsikan, Mr. J terbukti tidak
bersama-sama dengan teman-teman seumurnya karena sejumlah onset yang tidak
meninggal sebelum konsonan tak bersuara (Chambers, 1984).
Pendatang
Baru di Raja Prusia. Contoh lain dan pembelajaran tak sempurna
terhadap aturan kompleks diberikan oleh karya Payne dengan para remaja di
pinggiran Philadelphia di Raja Prusia. Pertama, Payne mendokumenkan “sukses
besar” di luar wilayah ini oleh anak-anak yang memperoleh variabel fonetik
nyata dan dialek tersebut (1980, 149-56). Contoh, bahasa lokal di
Philadelphia, (uw) dan (ow) membutuhkan pendepatan onset /uw/ dan /ow/, dan /oy/
membutuhkan peninggian onset /oy/ - dalam banyak hal ini nyata, penyesuaian
fonetik bebas konteks. Lebih dan 50 anak-anak dan 12 kelurga yang berpindah ke
pinggiran kota, Payne mengemukakan bahwa 52-68% telah secara penuh menggunakan
sistem Philadelphia dan 30-48% hanya menggunakan sebagian.
Payne menunjukkan
bahwa tidak ada anak-anak di luar wilayah itu menguasai sistem
Philadelphia. Apa yang menank adalah penemuannya bahwa anak-anak yang orang
tuanya di luar wilayah ini tidak mengusainya walaupun mereka dilahirkan di
Prusia. Subjek yang betul-betul menguasai adalah mereka yang lahir dan orang
tua Philadelphia. Tingkat sukses yang berkontras, Payne mengatakan,
“pemerolehan yang tidak sempurna [pemendekan -a] menunjukkan bahwa anak-anak
tidak secara bebas menyusun kembali atau mengorganisasikan kembali tata
bahasanya sampai berumur 14 tahun, tetapi bahwa mereka betul-betul memiliki
kemampuan menambahkan aturan-aturan tingkat rendah” (1980, 175).
Ketidakmampuan
orang untuk menguasai ciri-ciri dialek yang sangat rumit ketika mereka berada
dalam lingkungan penggunanya setelah berumur tujuh tahun merupakan satu dan
sumber keganjilan dalam sampel pengamatan. Satu hal yang nyata bahwa ini
merupakan efek mobilitas dalam ujaran.
Setelah
memperoleh contoh-contoh ujaran dan rekaman cerita dan 24 orang anak yang
diberikan oleh peneliti, Fischer menghitung varian (nŋ) dan menghubungkannya
dengan variable-variabel sosial yang ada. Dan begitu banyak variabel-variabel
independen yang menjadi familiar dalam studi sosolinguistik, seperti variable
jenis kelamin, penghasilan keluarga, dan corak. Variabel lainnya yang tidak
diperhatikan. Fischer membandingkan dua anak yaitu “model” anak dan “tipe”
anak. Model anak mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan akrab dengan teman
sebaya. Variabel ini yang diambil sebagai bahan pertimbangan. Tipe anak secara fisik kuat, berkuasa,
penuh kenakalan, tetapi mudah memperdayai orang dengan
pelanggaran-pelanggarannya. Variabel penggunaan linguistik berbeda-beda ; anak
model menggunakan non-standar yang berbeda (in) kurang dari 3%, tetapi
anak khas menggunakan hampir 55 %.
Perbedaan
linguistik dari dua individu yang mempunyai persamaan sosial memerlukan
penjelasan. Fischer (1958:49) menghubungkan ke “personality”. Varian ditandai
dengan ciri “aggressive” sebagai lawan dan “cooperative”. Anak model diambil
sebagai sebuah model oleh guru, tetapi sangat berarti apabila diperlakukan pada
anak-anak lainnya khususnya di luar sekolah.
2.
Elizabeth di Toronto
Elizabeth
adalah salah seseorang yang menggunakan varian linguistik tertentu. Dia seorang
guru pembantu yang berumur 22 tahun. Seperti halnya Mr.J., Elizabeth sering
gagal mendapatkan diptong /au/ pada awal sebelum konsonan tak bersuara,
sehingga ada perbedaan diptong di akhir. Onset-onset selalu berada di depan, baik
terbuka seperti pada kata (sauθ) atau tertutup dalam kata [suθ] ‘south’ ini adalah
contoh-contoh (aw) depan. Perubahan masih dalam penyelidikan.
Kebanyakan
yang ditemukan pada Elizabeth dan anak seumurnya ada vokal di depan, tengah,
sebelum konsonan tak bersuara, seperti [sзuθ] atau [sɛuθ], tetapi satu diantara mereka memiliki vokal
depan rendah. Elizabeth memiliki onset rendah 33% pada waktu itu dan skor
setelah dia, Stanley, 14 persen. Berlawanan dengan itu, Ann tidak memiliki
onset rendah dalam semua konteks: ucapannya sama dengan orang dewasa. Pada
group averagef rata-rata, tidak termasuk Elizabeth, kurang dan 7 persen.
Perbedaan
penting antara Mr.J dan Elizabeth adalah ucapannya termasuk beberapa vokal
dimana tidak sama dengan lainnya dimana Elizabeth mengucapkan lebih banyak
vokal tertentu dibanding dengan anak lainnya yang menjadi sample. Elizabeth
agak berbeda dengan anak lainnya.
Tidak
didapatkannya vokal depan dalam diptong dapat dilihat sebagai hal yang baru
diantara data group anak muda, Elizabeth adalah anak dalam penemuan ini.
Mengapa dia secara kuantitatif berbeda dengan anak lain seumurnya? Sama halnya
dengan anak seumurnya yang di survey, Elizabeth lahir dan besar di MC. Toronto
Utara. Di masa sekolahnya, dia banyak mengikuti kegiatan sekolah, seperti
menari, lintas alam, renang dan aktivitas sekolah lainnya. Sahabatnya adalah
Ann, anak yang juga subjek yang disurvey, dan dia juga bergaul dengan anak
seumurnya. Dalam profil sosiologi, dia adalah anak yang prototype.
3.
Outsiders (orang-orang luar)
Jika
orang-orang dalam mewakili sebuah sosial yang tak dikenal, maka outsider lebih
dikenal. Kebanyakan pada abad budaya iconografi, dan Kafka ke Bix Beiderbecke,
Leopold, Bloom, Edna St Vincent Millary, Camus, Blue Holiday, Edith Piat,
Holden Caulfield, Charlie, Parker, memfokuskan pada individu dan tempat
keramaian, tidak dapat ikut arus dan sering menjauhkan diri. Kontribusi
Sosiolinguistik terhadap iconografi adalah bukti empirik yaitu bahwa orang
luar/seorang outsider mempunyai konsekwensi linguistik.
Lames
Halem. Sebuah gang remaja yang terkenal. Labov dan kawan-kawannya Clarence
Robins, John Kwins, dalam penelitiannya pada gang Harlem memandang tingkah laku
remaja sosial dalam ekstrim. Dalam gang itu memperlakukan kekerasan dan bagi
anggota yang tidak loyal akan diberikan hukuman mati.
Dengan
lingkungan seperti di atas, maka peneliti perlu berhati-hati terhadap
orang-orang luar yang dipisahkan dan mau bergabung dengan lainnya. Dalam
pemisahan itu, mereka membentuk gaya tersendiri yang merupakan ciri khas
orang-orang luar. Labov (1977a : 258) mengatakan, “Mereka bukan beban
sepanjang mereka tidak bergabung. Dialek anak-anak jalanan dikenal dengan nama
‘Lames’.
Lebih
dalam lagi lames membentuk kategori defenisi yang baik, yang lainnya berbagi.
Beberapa dan mereka dilarang orang tuanya ikut dalam gang itu akan tetapi
sebagian anggota bergabung karena pikiran kacau oleh pekerjaan atau teman
dekat.
Meskipun
mereka berbeda dengan gang lainnya, mereka saling berbagi ciri linguistik
tertentu. Seperti dikemukakan Labov sebelurnnya, ketidakmampuan menggunakan
bahasa slank membentuk orang-orang dalam dari orang-orang luar. Karena itu
kharakteristik yang penting yaitu istilah yang datang dan berkembang
pesat. Agar supaya dapat lebih fasih maka harus datang di tempat dan waktu yang tepat.
pesat. Agar supaya dapat lebih fasih maka harus datang di tempat dan waktu yang tepat.
Pemarkah
linguistik lainnya meneliti hal yang lebih dalam dan pada slank, dimana Labov
membandingkan penggunaan slank pada anggota. Aces dan Thunderbirds dengan Lames untuk
beberapa variable linguistik dan menemukan bahwa anggota gang menggunakan lebih
banyak vanan vernacular. Ini bukti nyata pertama dan dikenali dibeberapa studi
network.
Ignaz di
Grossdorf Penyesuaian indeks jaringan Lippi-Green yang telah didiskusikan di
atas. Umumnya tidak memberikan pandangan-pandangan dalam linguistik varian masyarakat
Austria diperkampungan Gross dorf. Menurut Ignaz (1989:226), jumlah
penyelidikan linguistik sangat sedikit memberikan kontras yang diperlukan untuk
menguji faktor-faktor sosial yang ada. Skema jaringan sosialnya melampaui
pendidik baik dalam ekspresi varian linguistik atau kemampuan
sosiolinguistiknya.
Menghadapi
hal ini, Hansaseff diharapkan membentuk sebuah kiaster dengan Leo dan Klemens,
dan kedua komunitas terpelajar, dan Ignaz membentuk klaster dengan Jodok, dan
lainnya dengan petani. Jika terdapat jaringan tersendiri maka itu adalah
penentu linguistik. Seoarang akan meramalkan bahwa klaster pertama akan mendapat
skor skor varian rendah [O] dan kiaster kedua akan mendapat skor tinggi tetapi
yang lain tidak.
Prediksi
yang diberikan, Hansaseff dan Ignaz adalah orang-orang aneh, yaitu apa yang ada
pada diri mereka dengan individu lainnya dalam group mereka, selain penggunaan
varian [O], adalah assosiasi sukarelawan.
4.
Aspirers
Salah
satu yang membedakan dengan rekan atau teman sebaya secara linguistik adalah
ambisi sosial adalah jangkauan domain sosial langsung mereka.
Samson di Anniston Feagin (1997) menemukan hal yang menarik tentang pemisahan antara remaja WC di kota asalnya ketika dia kembali. Disana dia bertemu seorang pelajar yang sedang mensurvey sosiolinguistik komunitas kulit putih. Anniston, Alabama adalah sebuah kota kecil di Amerika Selatan dengan penduduk
30.000. Anggota penduduk ini umumnya penduduk yang orang tuanya berkulit putih. (1979,47).
Samson di Anniston Feagin (1997) menemukan hal yang menarik tentang pemisahan antara remaja WC di kota asalnya ketika dia kembali. Disana dia bertemu seorang pelajar yang sedang mensurvey sosiolinguistik komunitas kulit putih. Anniston, Alabama adalah sebuah kota kecil di Amerika Selatan dengan penduduk
30.000. Anggota penduduk ini umumnya penduduk yang orang tuanya berkulit putih. (1979,47).
Tidak
mengherankan apabila Samson juga menarik perhatiannya terhadap perhatian
sosiolinguistik itu ketika dia menganalisa variabel linguistik variabel was
mengacu pada penggunaannya dengan subjek jamak dalam kalimat. “I seen there,
but they was all too far off to shoot” (1979 : 202) diucapkan oleh Jimmy)
Penggunaan Was ini baik pada subjek jamak dan tunggal adalah sebuah contoh
penggunaan was dengan subjek jamak daripada were, disebut invariant was atau
singular gagal. Persesuaian negatif mengacu pada peniadaan konstituen
indefinite pada kalimat negatif seperti pada contoh “ I don’t reckon there’s no
haunted house” (1979: 229, juga diucapkan Jimmy).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Hubungan
linguistik dengan integrasi lain
Penemuan
studi hubungan yang konsisten adalah bahwa individu yang terintegrasi dengan
sangat baik lebih sering menggunakan variasi regional. Namun, bukti-bukti
terbaik sebagai faktor di bawah tingkat kelas sosial, umur, jenis kelamin, dan
daerah dapat menjadi penentu dialek.
Dua
orang individu secara sosial sama dalam hal semua tingkatan makro nampaknya
sangat berbeda. Perbedaan linguistik merupakan hasil dan penuturan seseorang
yang menggunakan dialek yang lebih standar dan yang lain dan ini berkorelasi dengan
pola-pola partisipasi yang berbeda dalam kegiatan bertetangga.
2. Interaksi jaringan variabel bebas
lain
Keterlibatan
individu dalam suatu hubungan tidak merupakan fakta sosial yang terpisah.
Sebagian interaksi antara jaringan hubungan dan variabel-variabel lain bersifat
umum dan bahkan dapat diprediksi. Kelas sosial, jenis kelamin dan umur merupakan variable-variabel bebas lainnya.
3. Kemandirian
Dalam
hal ini, idionsinkretik linguistik sangat banyak. Suara seseorang ketika
berbicara adalah sui generis, dan karena alasan tersebut kita dapat
mengidentifikasi suara semua teman dan banyak anggukan ketika berbicara. Jenis
individuasi ini merupakan karakteristik perseorangan. Bagaimana karakteristik perseorangan
ini diaktualisasikan tidak menjadi perhatian mungkin karena hal itu tidak
terikat dalam bentuk.
Karakteristik perseorangan dapat dilihat pada sub
pembahasan bagian penyelundup, Elizabeth di Toronto, Outsiders (orang-orang
luar), dan aspirers.